Wisata Bantu Antisipasi ‘Remaja Jompo’, Simak Penjelasannya!

- Rabu, 28 September 2022 | 15:13 WIB
Ilustrasi Remaja Jompo. (Pixabay/Magnetme)
Ilustrasi Remaja Jompo. (Pixabay/Magnetme)

 

ALONESIA.COM – Akhir-akhir ini, jompo menjadi kata yang cukup sering diutarakan di jagat media sosial. Ya betul, sebuah frasa “remaja jompo” sering dijadikan pelengkap video. Lantas apa hubungannya dengan wisata?

Bersumber dari KBBI, jompo bermakna kondisi tua dengan fisik melemah. Konon latar belakangnya, remaja jompo lahir dari seorang remaja yang sering linu punggung.

Nyatanya, remaja jompo merupakan frasa kekinian yang digunakan oleh kaum muda untuk menyebut generasi muda yang sering sakit punggung akibat terlalu lama mengerjakan tugas di depan laptop. Biasanya diungkapkan dengan satire kurang wisata.

Baca Juga: Wisata ke Pantai Ngurtafur Maluku Tenggara, Rasakan Sensasi Berjalan di Tengah Laut!

Mereka yang sering sakit punggung ini memiliki kebiasaan statis duduk di depan laptop dalam waktu yang lama tanpa melakukan peregangan. Alhasil tubuh kaku dan menyulut rasa nyeri atau linu.

Akan sangat disayangkan bila usia masih muda, namun fungsi tubuh telah renta. Lantas bagaimana caranya supaya tidak menjadi remaja jompo? Salah satu caranya adalah dengan peregangan.

Namun demikian, peregangan saja berpotensi menimbulkan kebosanan karena dilakukan di dekat laptop yang mengontrol tugas. Secara fisik akan bagus dengan peregangan, namun bagaimana dengan pikiran? Bukankah nanti akan menimbulkan wacana “remaja banyak pikiran”?

Salah satu solusi menyenangkan adalah dengan wisata. Yuk, simak pendapat ahli mengenai manfaat wisata untuk kesehatan fisik dan psikis manusia!

Baca Juga: 3 Rekomendasi Lokasi Camp di Pantai Tersembunyi Bak Surga di Aceh, Wajib Dikunjungi Pecinta Alam

Sebuah jurnal berjudul Wellness and Tourism: Mind, Body, Spirit menyebutkan seorang ahli bernama Sevil Sönmez dan Yorghos Apostolopoulos meneliti gagasan liburan sebagai obat pencegahan di mana rekreasi dan perjalanan dapat menghasilkan manfaat kesehatan untuk memerangi kelelahan, stres kerja, dan kelelahan fisik, mental dan emosional.

Lebih lanjut, peneliti David Crouch menyatakan bahwa pariwisata menjadi salah satu cara atau jenis pengalaman untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan seseorang.

Negara Indonesia juga sudah memiliki atensi atau kepedulian tentang wisata sebagai sarana menyehatkan jiwa dan raga. Hal ini dikatakan oleh Dante Saksono Harbuwono selaku Wakil Menteri Kesehatan seperti yang dilansir oleh tim Alonesia dalam kanal resmi sehatnegeriku.kemkes.go.id.

"Wellness tourism di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar terutama pasca pandemi. Konsep berwisata yang menyeimbangkan antara tubuh, pikiran dan jiwa ini diminati karena diyakini mampu meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup seseorang menjadi lebih baik," tulisnya.

Halaman:

Editor: Eep Khunaefi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X