Kelompok Aborsi yang Raup Untung Rp25 Juta per Hari Ditangkap di Pondok Kelapa

- Jumat, 19 Mei 2023 | 21:06 WIB
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Leonardus Simarmata bersama Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Dhimas Prasetyo saat jumpa pers di Mapolres Metro Jaktim, Jatinegara, Jumat (19/5/2023).  (ANTARA/Syaiful Hakim)
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Leonardus Simarmata bersama Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Dhimas Prasetyo saat jumpa pers di Mapolres Metro Jaktim, Jatinegara, Jumat (19/5/2023). (ANTARA/Syaiful Hakim)

ALONESIA.COM - Kelompok aborsi yang ditangkap Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur di Kompleks Billy & Moon, Pondok Kelapa, Duren Sawit, mampu meraup untung Rp25 juta per hari.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Dhimas Prasetyo mengatakan dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jakarta Timur, Jumat, berdasarkan pemeriksaan terhadap lima tersangka berinisial S, HH, IS, EP dan SR. mampu menghasilkan Rp25 juta dalam satu hari.

“Tarifnya bervariasi, tergantung usia kandungan. Kalau 11 minggu ke bawah Rp4,5 juta, kalau 12 minggu sampai sembilan bulan sekitar Rp9 juta,” ujarnya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak SAGITARIUS, Sabtu 20 Mei 2023: Berpikirlah sebelum Anda Berbicara!

Kepada penyidik Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur, pelaku mengaku sudah dua tahun menjalankan usahanya dan awalnya membuka tempat praktik di Jakarta Pusat.

Namun dalam sepekan terakhir, para pelaku memindahkan lokasi usahanya ke Kompleks Billy & Moon tempat mereka digerebek polisi pada Rabu (17/5).

"Tersangka S (perempuan) sebagai pelaku utama tidak memiliki keahlian medis sama sekali. Dia mendasarkan pada keterampilan otodidak. Dia pernah didampingi dokter," kata Dhimas.

Berdasarkan pengalaman S mendampingi seorang dokter yang dimanfaatkan tersangka untuk menjalankan usahanya bersama empat tersangka lainnya.

Baca Juga: Metabolisme: 6 Kesalahan yang Membuat Anda Gemuk

Pelaku juga membeli sejumlah alat kesehatan antara lain vakum bekas aborsi, alat USG, jarum suntik, obat-obatan, dan cairan kimia HCL untuk melarutkan janin.

Sementara untuk mencari korban, pelaku memasang iklan di website dan mencantumkan nomor WhatsApp sebagai alat komunikasi.

"Dari nomor WhatsApp mereka diarahkan ke rumah sakit, seolah-olah ini tindakan resmi. Dari situ tersangka menjemput mereka, kemudian diarahkan berputar-putar, lalu ke tempat praktek," ujarnya.

Menurutnya, pelaku menggunakan HCL untuk membunuh janin yang sebelumnya dikeluarkan menggunakan alat vakum oleh pelaku.

"Janin udah keluar menggunakan vakum, terus pelaku taruh ember, dan dilarutkan, jangankan daging atau tubuh manusia, besi juga hancur terurai, kemudian jasadnya dibuang ke toilet," kata Dhimas.

Halaman:

Editor: Eep Khunaefi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X