Bolehkah Mandi atau Mengguyur Kepala dengan Air agar Segar saat Puasa Ramadhan? Begini Penjelasan Hukumnya

ALONESIA.COM - Ramadhan adalah bulan yang dikenal sebagai bulan puasa. Seluruh ummat Islam yang telah baligh diwajibkan berpuasa.

Ketika menjalankan ibadah puasa, lapar dan haus adalah hal yang sering dirasakan. Belum lagi saat cuaca terik, dan dijalankan selama sebulan penuh di Ramadhan.

Bisa dibayangkan bagaimana hausnya saat menjalankan ibadah puasa dalam kondisi terik di bulan Ramadhan. Ada rasa lemas yang bisa saja membuat semangat ibadah menurun saat berpuasa.

Baca Juga: Wayan Koster Dianggap Menjadi Biang Kerok Gagalnya Indonesia Menjadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20

Mandi adalah solusi untuk mengatasi situasi panas dan gerah agar menjadi segar kembali. Atau, bisa juga dengan mengguyur kepala dengan air.

Saat kondisi cuaca terik dan haus semakin menjadi-jadi ketika menjalankan puasa Ramadhan, bisa jadi ada keinginan untuk mengguyur kepala dengan air.

Bukan hanya mengguyur kepala, bahkan ada yang sekalian mandi untuk mendapatkan kesegaran. Tujuannya, agar puasa tetap semangat dan spirit ibadah Ramadhan terus berjalan.

Baca Juga: Curhatan Pemain Timnas Usai FIFA Batalkan Indonesia Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Hancur Mimpi Kami

Yang menjadi pertanyaan, bolehkah mengguyur kepala dengan air atau mandi saat cuaca terik ketika menjalankan ibadah puasa Ramadhan?

Atau, seperti apa hukumnya mengguyur kepala dengan air dengan niat mendapatkan kesegaran saat menjalankan ibadah puasa Ramadhan?

Ternyata, hal ini boleh untuk dilakukan. Bahkan, Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam pernah melakukannya.

Baca Juga: Viral! Yura Yunita Ungkap Grup Artis Gemini yang Dibuat oleh Ahmad Dhani, El Rumi Buka Suara!

Ini berdasarkan hadits Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Abu Bakr.

Abu Bakr berkata, “Sungguh, aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di Al ‘Araj mengguyur kepalanya -karena keadaan yang sangat haus atau sangat terik- dengan air sedangkan beliau dalam keadaan berpuasa.” (HR. Abu Daud no. 2365)