Mitos vs Fakta: Menguap itu Menular?

ALONESIA.COM – Di kala kita mengantuk, kita kerap menguap sebagai respons tubuh secara alami. Kita akan susah menahan untuk tidak menguap, apalagi jika orang di sekitar ada yang melakukannya.

menguap adalah satu respons tubuh yang merasakan kelelahan, rasa kantuk maupun stress. Namun rasa kantuk yang berlebihan bisa juga mengindikasikan kondisi medis tertentu.

Terdapat sebuah mitos yang mengatakan bahwa menguap itu menular. Jika ada di samping kita orang sedang menguap, maka tidak lama kemudian kita akan otomatis ikut mengupa.

Baca Juga: Populasi Muslim Meningkat di Uganda, Ivan Gunawan Membangun Masjid 

Lalu apakah benar bahwa menguap itu bisa menular? Terdapat banyak teori yang menjelaskan mengapa seseorang bisa menguap lalu menular ke orang lain.

Hal tersebut disebabkan karena menguap membantu tubuh kita mendapatkan lebih banyak oksigen.

Kita tidak boleh berusaha menolak dengan cara menahannya karena kondisi ini otomatis dan tidak dapat dikendalikan oleh tubuh.

Baca Juga: Gempa Bumi Getarkan Wilayah Jawa barat dengan kekuatan Magnitudo 4,2

Terdapat peneliti lainnya menjelaskan bahwa menguap yang menular muncul dikarenakan adanya aktivitas di bagian otak yang bertanggung jawab atas fungsi motorik.

Kecenderungan seseorang untuk tertular atau meniru menguap ini berkaitan dengan tingkat aktivitas otak di korteks motor seseorang.

Semakin banyak aktivitas di wilayah tersebut, maka kecenderungan manusia untuk menguap semakin meningkat.

Baca Juga: Koh Dennis Lim Bukan Mualaf, Barawal dari Meja Slot Berakhir menjadi Ustadz

Kebiasaan menguap yang menular merupakan jenis echo-phenomenon yang memiliki arti perilaku otomatis meniru orang lain.

Kemudian, menguap yang menular itu bukan hanya terjadi pada manusia tetapi pada hewan juga.